Tiada manusia yang tidak memiliki cinta
Tiada kebaikan bagi orang yang tiada cinta.
Setiap orang pasti memiliki cinta dan dia pasti
akan merasa bahagia tatkala mencintai dan dicintai, diberikan perhatian,
seperti ketika orang tuamu yang sangat mencintaimu semenjak engkau masih berada
dalam kandungan bahkan jauh sebelum engkau menjadi embrio dalam rahim ibumu.
Mereka pun telah mencurahkan kasih sayangnya
untuk menunggu kehadiranmu. Hingga mereka rela berkorban mempertaruhkan nyawa
demi keselamatanmu untuk lahir di dunia ini. Setelah engkau lahir, maka orang
tua merawatmu dengan baik dan memberikan kasih sayang yang tak terhingga.
Dengan pengorbanan orang tua yang amat besar tersebut maka pastilah engkau
ingin sekali berbakti kepada orang tuamu dan berusaha untuk membalas kebaikan
mereka meskipun engkau tak akan pernah mampu membayarnya.
Lalu, bagaimana ketika engkau tahu bahwasanya ada Dzat
yang sangat cinta dan perhatiannya kepadamu, melebihi cinta dan perhatiannya
orang tua terhadapmu? Tentu engkau akan lebih cinta dan berbakti kepada Dzat
tersebut, yaitu Allah.
Dialah yang senantiasa mencintaimu tatkala
manusia membencimu, Dialah yang akan selalu peduli padamu ketika manusia
mengacuhkanmu, Dialah yang akan selalu memberimu tatkala engkau
meminta sesuatu, Dialah yang memperhatikanmu setiap saat meski
seringkali engkau tak mengingat-Nya, Dialah yang mencukupi kebutuhanmu,
membuatmu tertawa bahagia dan memberikan banyak kenikmatan yang tak terhingga
kepadamu.
Tentunya Dialah yang paling berhak mendapatkan
cintamu di antara cinta yang engkau berikan untuk kedua orang tuamu, kerabatmu,
kawan-kawanmu dan kaum muslimin pada umumnya.
Begitupun, selayaknya cintamu kepada mereka
engkau landasi di bawah naungan cinta kepada Allah Ta’ala. Ingatlah
bahwasanya mereka adalah bagian dari ujian. Allah Ta’ala berfirman:
زُيِّنَ
لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ
النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ
وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang …” (QS.
Ali Imran:14).
Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita
memberikan hak-hak Allah sebagaimana mestinya. Dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin di dalam kitabnya bahwa hak Allah
adalah hak yang paling wajib dan agung. Dia menciptakan segala sesuatu dan
menyempurnakannya dengan hikmah yang sempurna.
Hak Allah yang menciptakanmu yang pada asalnya
tidak ada dan tidak disebutkan sebelumnya, hak Allah yang memeliharamu dengan
nikmat-nikmat ketika engkau masih di perut ibumu dalam tiga kegelapan yang
tidak ada seorang makhluk pun bisa memberikan makanan kepadamu dan memperbaiki
pertumbuhan dan hidupmu. Dialah yang memberikan air susu untukmu, memberikanmu
petunjuk, menundukkan kedua orang tuamu untukmu, melengkapi dan menyiapkan
(segala perlengkapan) mu, memberikan nikmat-nikmat, akal, dan pemahaman serta
mempersiapkanmu agar mampu menerimanya dan mengambil manfaat dengannya .
Lalu apa yang engkau sombongkan?
Kenapa engkau masih enggan untuk sekedar berdua dengan-nya di sepertiga malam
tatkala Dia menyerumu untuk sholat, berdzikir kepada-Nya, menghinakan dan
merendahkan dirimu di hadapan-Nya? Kenapa hatimu tak malu tatkala engkau
berbuat maksiat kepada-Nya sementara Dia mengetahuinya. Kenapa masih saja
engkau duakan cinta-Nya, dan engkau langgar larangan-nya? Kenapa masih saja
engkau cari-cari seribu alasan agar Dia selalu memberikan udzur dari
perkara yang engkau buat-buat?
Dan kenapa masih saja engkau bakhil untuk
meneteskan air matamu karena menyesali kesalahan dan dosa-dosa yang telah
meliputimu? Sadarkanlah dirimu wahai jiwa yang terlarut dalam maksiat dan dosa.
Sungguh tak ada sesuatu pun dalam dirimu yang patut untuk sombongkan.
Sesungguhnya Dia tidak membutuhkan kita tetapi
kitalah yang sangat butuh terhadap Allah..
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا
بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ
اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ
الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ
“Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian
apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan.”
(QS. An-Nahl: 53).
Janganlah engkau buat Dia cemburu karena Dia akan
berpaling darimu. Dikatakan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya yang indah
bahwasanya Allah akan cemburu terhadap hamba-Nya, jika hati hamba-Nya tidak
terisi cinta, ketakutan, dan harapan kepada-Nya dan sebaliknya diisi dengan
hal-hal selain Allah. Allah menciptakan hamba untuk menyembah-Nya dan
memilih-Nya di antara semua makhluk. Dalam sebuah atsar Ilahy
disebutkan,
Oleh karena itu, ambillah kesempatan untuk berdua
dengan Allah. Seorang hamba berada di hadapan Allah dalam dua kesempatan, yaitu
ketika shalat dan pada hari perjumpaan dengan-Nya kelak. Barangsiapa yang
bersungguh-sungguh saat berhadapan dengan Allah dalam kesempatan yang pertama
(shalat) maka akan mudah baginya untuk mendapatkan kesempatan kedua..
Cinta yang sempurna akan membuatmu bahagia.
Mencintai Allah merupakan kesempurnaan cinta dan merupakan tuntutan cinta
sehingga mencintai Allah akan mendatangkan kebahagiaan yang sempurna pada diri
seorang hamba.
Wahai jiwa yang lemah
Renungkanlah, betapa Allah sangat mencintaimu
Dan begitu perhatian terhadapmu
Padahal sedikit sekali engkau mengingat-Nya
Bahkan seringkali engkau membuat-Nya cemburu
kepadamu
Wahai jiwa yang lemah
Tundukkanlah pandanganmu sejenak
Rendahkanlah dirimu di hadapan-Nya
Bersujudlah dan menangislah untuk memohon
cinta dan hidayah-Nya
Karena cinta yang sebenarnya akan
mengantarkanmu ke jannah-Nya
Dan rindukanlah saat-saat pertemuan dengan-Nya nanti
di surga. : )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar